SATU MUSIM BERSAMA DEBU DAN ASAP

SATU MUSIM BERSAMA DEBU DAN ASAP

Satu jam kesepian mengoreksi,
antara keegoisan impian dan ketenaran musim pengaduan.
Saling membentur dalam nada-nada yang mencurigakan,
dengan bingkai kotak-kotak pecah.

Aturan kini membutakan dengan debu dan asap,
menindas nyalanya kebenaran dan terus memainkan pertandingan-pertandingan kepalsuan.
Ini adalah kata dari waktu ke waktu,
yang kelak mati tanpa sebuah rangkulan.

-----

SETELAH KEPERGIAN SENJA

Setelah kepergian senja,
suara taman berhasil menangkap angin malam, 
berhembus dengan bijaksana, 
berdamai dengan kegelapan,
berhasil menuntun mimpi meraih hari esok.

-----

SEBUAH LAGU PUJIAN

Dari bumi yang cemberut,
mulutku mendendangkan lagu-lagu pujian.
Bersama cinta yang menanti di gerbang surga,
jiwaku menyambutnya dengan gembira.

Hadirmu melantunkan romantisme,
ketika relung menjamunya dengan kebutuhan yang absolut.
Seperti sinar matahari dan cahaya lilin,
untuk akhir wujud dan rahmat yang ideal.

***

Atambua, 20 November 2020

Sumber Pict: Dokumen Pribadi (Silivester Kiik)

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.

Penulis
Tulisan Populer
Tulisan Baru
Feb 19, 2024, 12:11 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:09 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:05 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:03 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:59 AM - Ruang Sekolah