Puisi Tujuh Pagi

Tujuh Pagi

 

Pukul tujuh pagi

Kau melihatku saat hati ini murung

Serambi berkata

Ayolah tersenyum wahai bidadariku

 

Buatlah semesta ikut serta bergembira

Meskipun di penuhi rintik hujan

Kamu tak perlu ikut terlarut di dalamnya

Percayalah tuhan maha baik

 

 

Purwodadi, 4 April 2020

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.

Related Articles
Feb 19, 2024, 12:11 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:09 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:59 AM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:55 AM - Ruang Sekolah
Feb 9, 2024, 7:03 PM - Hazna Lilianne
Feb 6, 2024, 6:51 PM -
Penulis

Pohon Urip dulu bernamakan Pohon Jalang, seorang buruh pabrik yang menjajal menjadi seorang penulis, meski tulisannya tak sebagus Kahlil Gibran dan Tan Malaka. Jika kamu ingin diskusi atau sekedar ngobrol-ngobrol bisa add akun medsos aku Fb: @priyanti Ig: @priyajalang

Tulisan Baru
Feb 19, 2024, 12:11 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:09 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:05 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:03 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:59 AM - Ruang Sekolah