Pernah dengar istilah 'luka tapi gak berdarah'? Seperti apa itu? Mungkin, sebagian dari kita mengartikannya dengan luka batin atau luka hati. Beda dengan luka fisik yang cara penyembuhannya dengan berobat, atau penanganan pertama yang bisa kita lakukan di rumah.
Tidak dengan hati yang terluka. Belum ada obat untuk penyakit yang satu ini, jikapun ada tak menjamin kesembuhan, bisa saja luka itu akan kembali, atau malah bertambah parah.
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Curhat dengan orang lain? Belum tentu memberikan solusi, bisa jadi hanya menambah beban. Apalagi jika orang tersebut tidak bisa dipercaya. Memendamnya? Hal itu justru akan semakin menyesakkan.
Baca Juga: Menulis: Salurkan hobi, datangkan uang
Semua orang pasti punya cara yang berbeda dalam menyikapi hal ini. Begitu pula dengan aku pribadi. Ada satu cara yang selalu aku lakukan, yaitu: menulis.
Bagiku, menulis adalah satu upaya untuk mengungkapkan rasa, yang tak bisa dikata. Lewat tulisan kita dapat mengungkapkan apapun--kegelisahan, kepahitan, kegagalan, kemarahan, hingga kekecewaan.
Bagaimana caranya?
Tulislah apa yang ingin kalian tulis. Tak perlu memikirkan keindahan diksi, keselarasan kata, atau seberapa dalam makna yang terdapat pada tulisan tersebut. Intinya, menulislah seperti air yang mengalir. Luapkan segala emosi di sana, anggap secarik kertas itu adalah lawan bicara kita, atau anggaplah ia orang yang telah menanam luka. Tuangkan semua rasa yang ada, hingga kita merasa cukup.
Jika, tak hanya ingin sampai situ, buatlah sesuatu yang memiliki nilai estetika, seperti: puisi, cerita mini, cerita pendek, atau kalian bisa membuatnya menjadi novel. Tulislah semua itu sesuai perasaan kalian, agar tulisan tersebut memiliki ruh, dan pembaca pun dapat merasakan apa yang kita rasakan.
Tak jarang, beberapa karya yang hadir di sekitar kita adalah hasil dari luka sang penulisanya. Sebuah pengungkapan yang begitu elagan, sekaligus menusuk. Karena, karya itu akan abadi bersama luka yang ada di dalamnya.
Maka, dari itu menulislah. Tuang kata, hilangkan luka.
Dan ingatlah kalimat ini
"Jangan pernah menyakiti hati seorang penulis, karena kau akan abadi dalam setiap karyanya."
Cibinong, 15 Oktober 2019
You must be logged in to post a comment.