Bulan Ramadhan bulan penuh dengan keberkahan. Bulan di mana seluruh umat muslim melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan. Pada tahun ini bulan Ramadhan 1441 H berada di tengah-tengah pandemi COVID-19. Meskipun begitu, umat muslim harus tetap semangat menjalankan kewajiban mereka.
Terkadang masih ada orang yang rajin ibadah di bulan Ramadhan saja, karena pemikiran mereka bahwa pasti pahalanya lebih besar. Hal ini tentu salah, karena ibadah dilakukan setiap hari, seharusnya ia dapat mempertahankan imannya walaupun Ramadhan telah usai. Karena pada dasarnya, Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri menjadi lebih baik agar lebih siap dalam menghadapi hari-hari selanjutnya.
Setiap bulan Ramadhan, ada satu malam yang sangat dinanti-nantikan dan diharapkan umat muslim yaitu malam Lailatul Qadar, malam diturunkannya Al-Quran dan malam yang penuh dengan kemuliaan. Orang yang beribadah pada malam tersebut, maka ia mendapat fadhilah ibadah selama 83 tahun. Tidah heran apabila semua orang berharap dapat berjumpa dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini. Tidak ada satu pun orang yang tahu kapan datangnya malam Lailatul Qadar. Adapun waktu datangnya malam Lailatul Qadar berdasarkan dari beberapa pendapat, yaitu berada pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengabarkan hal itu. Beliau bersabda yang artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila kita dapat menghidupkan sepuluh malam terakhir dengan amal ibadah, insyaa Allah kita akan mendapat apa yang telah dijanjikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yaitu berupa ampunan dan pahala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya: “Barang siapa yang beribadah kepada Allah di malam Lailatul Qadar maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘Alaih).
Terkadang masih ada orang yang rajin ibadah di bulan Ramadhan saja, karena pemikiran mereka yang pasti pahalanya lebih banyak. Hal ini tentu salah, karena ibadah dilakukan setiap hari, seharusnya ia dapat mempertahankan imannya walaupun Ramadhan telah usai.
Ciri-ciri datangnya malam Lailatul Qadar di antaranya yaitu sinar mentari pagi tidak begitu cerah, tapi teduh dan menenangkan. Di malam Lailatul Qadar, udara yang ada tidaklah panas, tidak dingin, tidak berawan dan juga tidak badai. Dan sebagai tanda terakhir, karena malaikat turun ke bumi, maka keadaan terasa sangat tenang, nyaman dan orang-orang akan merasakan kenikmatan tersendiri saat ia beribadah dengan sungguh-sungguh.
Adapun cara agar seseorang mendapatkan malam Lailatul Qadar menurut Ahmad Zarkasih, Lc, dalam buku "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" di antaranya yaitu dengan cara menghidupkan malam dengan amal ibadah, melaksanakan salat, memperbanyak doa, memperbanyak zikir, dan memperbanyak tilawah Quran.
Pada malam ini, malaikat akan turun ke bumi dan memberi syafaat kepada orang-orang yang senantiasa menghidupkan Lailatul Qadar. Allah juga akan melapangkan rezeki bagi orang-orang yang senantiasa meminta dengan tulus dan dikehendaki-Nya. Segala amalan baik di malam Lailatul Qadar akan diberikan pahala berlipat ganda. Orang-orang yang senantiasa beribadah dengan tulus, mendirikan salat, baik salat wajib dan sunah, membaca Al-Quran, berzikir, dan melakukan kebaikan di malam ini akan mendapatkan ketenangan serta kesejahteraan.
Penulis: Yeyen Nur Fhadila
You must be logged in to post a comment.