Dimulai dari jingga dipikul
Hingga malm jatuh
Kau kayuh kendaraan dengan teduh
Dengan nikmat yang resap dalam kalbu
Kau sobek kanvas yang dibalut oleh kerudung
Dengan bubuk dan berbagai perawat tubuh
Kau selalu tampil dengan rahayu namun menusuk
Dan membuatku terdiam beku terkagum
Kau isi rumpang dalam rampungku
Kau imbangkan ambang ambingku dengan imbangmu
Bersamamu kau jadikan aku priamu
Dengan berbagai laku dan nadir bagi khalayak umum padaku
Wahai malam…
Ku panggil engkau
Bukan dengan rasa dendam pada relung kalbu
Maka kutawarkan penawar senduku padamu
Yang mampu meluluhkan lara yang menikam
Lalu…
Izinkan aku menjelma sebagai jalanmu
Jalan yang bisa kau kayuh dengan teduh
Dengan menolak kabar debur debar pada nasib yang kabur
Hingga menuntunmu ke tempat yang kau tempuh
You must be logged in to post a comment.