“Hai senja kecilku yang cantik, hujankah di langit soremu?”
Saat penghujan datang, pertanyaan itulah yang muncul. Kujawab saja bahwa hujan seharian sangat deras. Dinginnya mengingatkan tentang kenangan yang tertoreh tinta yang telah mulai luntur tak jelas dimata. Bagaimana tidak?
Cinta pertama merubah sikapku
Cinta pertama merubah pola pikirku
Cinta pertama merubah alur hidupku,
Kupikir kala itu akulah yang paling beruntung. Aku yang menjadi ceria daripada sebelumnya, dipuji dengan kalimat nan menghangatkan perasaan hingga menenggelamkan aku dalam cinta buta. Pada waktu itu saat aku mulai tidak nyaman, rasa yang ku punya berubah menjadi belenggu. Ya.. dia berubah .. dia bukan sosok yang aku kenal lagi. Menaruh serpihan kaca disetiap jalan yang ditempuh lalu pamit tanpa permisi
Sekian waktu berjalan hidupku mulai kembali normal tanpa dia. Ternyata aku salah, dia kembali datang meluluhkan hati yang telah lama membeku tapi itu semua hanya sesaat. Dia kemudian pergi dengan melukai. Siapa dia? Dia pun sama halnya aku. Manusia!
Datang karena sepi
Meninggalkan karena tidak sehati
Menyakiti untuk keuntungan pribadi
Memanfaatkan untuk pelampiasan
Mengaku raja namun bukan penguasa.
“Kenangan akan indah jika kita bisa menyikapi dengan bijak.” Tentu saja kalimat itu menohokku. Jika yang dituliskan perkara menjatuhkan diri. Aku tahu diluar sana banyak yang jauh lebih terluka daripada aku. Kadang kenangan memang harus benar-benar dilupakan dengan penuh penekanan, agar tidak terlalu menghabiskan lembar waktu yang menyesakkan kalbu
“Jadilah senja yang memberi kenangan, bukan senja yang terbebani kenangan”
Lagi.. kalimat itu menyentakku dengan halus namun tegas. Atas semua yang sudah terjadi untuk apa diratapi? Bahkan belum tentu dia yang sudah pergi merasakan hal yang sama seperti yang aku alami. Walaupun aku tahu masa lalu adalah salah satu sumber penyumbang lara. tentang kepedihan yang dapat di ilustrasikan.
“Tak apa, airmata akan menjadi tawa jika kenangan itu akan tergantikan.”
Sekali lagi, kalimat yang terlahir untukku menyadarkanku untuk segera melangkah pergi. Meskipun ada sifat labil dalam diri yang mau belajar tentang apa itu Dewasa. Seseorang itu memberiku julukan Senja . Senja yang memberi kekuatan dan ketenangan bagi setiap penikmat langit sore yang berkolaborasi dengan suara lalu lalang kendaraan. Mampu menjadi sugesti bagi siapa saja sang penikmat langit sore setiap waktu.
You must be logged in to post a comment.