Puisi Sosiologi Dengan Judul Senja
Halo teman-teman Ruang Sekolah. Kali ini penulis akan menyajikan puisi yang sudah lama sekali menjadi koleksi dalam draft file penulis.
Sebenarnya puisi ini sudah pernah saya ikutkan dalam lomba namun sayang, penulis belum mendapatkan kesempatan untuk lolos dalam seleksi puisi saat itu.
Oleh sebab itu, penulis kali ini ingin membagikan tulisan berupa puisi dengan harapan, semoga puisi ini dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Penulis teringat dengan seseorang yang sangat menginspirasi saya dalam menulis, dimana ia pernah berkata “bacalah makna bukan kata”.
Baca Juga: Materi Lengkap Pengertian Puisi, Jenis dan Contohnya
Jangan lupa mengikuti penulis untuk update tulisan lainnya pada blog Ruang Sekolah, dan selamat membaca.
SENJA
Ditulis Oleh Sai
Warnamu adalah difusi
Mengakulturasi ego
Diantara konflik dan disintegrasi
Kilaumu menyayat intimidasi pada aksa yang mala
Dimana gerangan berada?
Kasta berarak terngiang dalam hembusan
Menusuk logika pada strata dan harapan
Menetes terdayuh rudira abangan
Fanatiskah jika hamba menanti kohesi
Menanti afeksi dengan tertatih
Dan hipotesa skeptis
Teguh, ajeg pada intuitif
JBG, 19 Maret 2020
Latar Belakang Puisi:
Puisi ini merupakan puisi pertama yang saya tulis dengan menggunakan diksi yang agak berat.
Biasanya penulis sering disebut sebagai “penulis apa adanya”, karena saya sendiri sangat menyukai menulis puisi dengan menggunakan gaya tulisan seperti pada buku diary.
Puisi yang ditulis oleh penulis kebanyakan berasal dari perpaduan pengalaman penulis dengan cerita yang didapatkan oleh penulis.
Baca Juga: Puisi Romansa, Alternatif Bikin Pembaca Baper
Pada puisi ini, penulis terinspirasi dari ilmu sosiologi. Sebagian kata merupakan istilah pada ilmu sosiologi dan sebagiannya merupakan bahasa daerah.
Penulis memang sengaja menggunakan gaya tulisan tersebut agar pembaca tidak mudah menemukan makna yang ingin ditunjukkan, karena topik yang dibahas terlalu sensitif menurut penulis atau “dia” memang sengaja menutup diri.
Kata senja dipilih sebagai judul puisi karena kata tersebut umum digunakan dalam puisi yang berarti sebuah kenangan, masa lalu, momentum.
Sesuatu yang berkaitan dengan senja mengisahkan cerita mengenai masa lalu yang terngiang dan diingat, entah itu indah atau tidak tapi momen itu membekas seperti bagian dari memori yang terpecah.
Puisi tersebut mengisahkan seseorang yang sedang berada dalam lingkungan sosial yang tidak sehat dimana menyebabkan konflik internal dalam dirinya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Kendala Menulis Puisi untuk Pemula, Wajib Kamu Tahu!
Di sana dia menantikan kebahagian dan mempertanyakan kisah hidupnya. Puisi tersebut mengibaratkan burung yang sudah lama dikurung dan menantikan kebebasannya untuk terbang, dia lelah dengan keadaan dimana semuanya terasa sedang tidak baik-baik saja. Tidak dalam ambang kehancuran namun seperti ombak yang terus berulang.
Kemudian dia bertanya pada Tuhan, apakah dia masih harus menunggu atau menyerah dengan keadaan.
Namun dalam kisahnya dia memilih untuk bertahan meski tangisannya diibaratkan sebagai air mata darah. Pada akhirnya, dia bertanya-tanya apakah salah jika dia hanya menginginkan kebebasan.
Dia hanya menginginkan perlindungan, kasih sayang sewajarnya, yang sejatinya hal-hal tersebut merupakan hak setiap orang.
You must be logged in to post a comment.