Di sini; wahai kekasih. Mari kita bakar mimpi-mimpi indah yang telah mati.
Di sini; di lembah ini. Mari kita membuat tumpukan kayu pembakaran. Dari kelopak bunga anggrek yang berguguran dan daun yang lembut dan hijau.
Di sini; di bawah wajah matahari. Mari kita bakar segala pujian yang terlambat menghadap awan di tumpukan api yang menyala-nyala di siang hari.
Kita letih; hatiku, kita letih. Sekian lama menanggung segala beban cinta yang berat dari mimpi yang telah mati. Mari kita beristirahat.
Mari kita menebarkan abunya; mari kita berkabung sejenak. Mari kita beristirahat, wahai kekasihku, hingga bayang-bayang kelabu di barat.
Namun sebentar lagi kita harus bangkit, wahai kekasihku. Kita harus berkelana lagi. Ke dalam pertikaian diri.
Mari kita bangkit, wahai kekasihku. Mari kita kumpulkan mimpi-mimpi yang tersisa. Sebab kesedihan hidup akan kita taklukkan dengan nyanyian kesedihan.
Atambua, 12 Maret 2024
You must be logged in to post a comment.