Siapa sih yang tidak mengenal puisi? Tentu semua orang mengenalnya. Mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang tua semuanya mengenal puisi. Bahkan, tidak sedikit juga dari mereka yang menyukai dan faham betul apa itu puisi. Di sini saya akan menjelaskan Pengertian Puisi, Jenis dan Contohnya.
Baca Juga: Menulis dan Mendalami Karakter Puisi
A. Pengertian Puisi
1. Menurut KBBI, pu·i·si n: 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2 gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
2. Menurut Aminuddin (2009:134) kata puisi berasal dari bahasa Yunani pocima “membuat” atau poeisis “pembuatan”. Puisi diartikan “membuat” atau “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
3. Menurut Hudson Aminuddin (2009:134) mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisanya.
Dari ketiga pengertian puisi di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima, dan penyusun bait serta baris yang ditulis sebagai pengungkapan perasaan penyair.
Baca Juga: Cara Mengatasi Kendala Menulis Puisi untuk Pemula, Wajib Kamu Tahu!
B. Jenis Puisi
Puisi sendiri dibagi menjadi 2, yaitu puisi klasik dan puisi modern. Apa sih maksud dari dua jenis puisi tersebut? Puisi klasik itu puisi zaman dahulu, sedangkan puisi modern itu puisi zaman sekarang.
1. Puisi Klasik
Pengertian puisi klasik adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan tertentu dalam penulisannya. Seperti: jumlah bait, baris, dan suku kata. Sementara itu, puisi modern justru kebalikan dari puisi klasik. Puisi modern tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu seperti yang berlaku pada puisi klasik.
Baca juga: Majas: Pengertian, Fungsi, Macam dan Analisis Contoh
Namun, ada hal lain yang membedakan antara puisi klasik dan puisi modern ini terkait jenis-jenisnya.
Jenis-jenis puisi klasik:
1. Pantun
Ciri-ciri pantun:
a) Terdiri dari 1 bait.
b) Satu bait terdiri dari 4 baris.
c) Satu baris terdiri dari 8-12 suku kata.
d) Baris 1 dan 2 disebut sampiran.
e) Baris 3 dan 4 disebut isi.
f) Bersajak a-b-a-b.
Jenis-jenis pantun:
a) Pantun jenaka
b) Pantun nasihat
c) Pantun kilat
e) Pantun teka-teki
f) Pantun agama
Contoh:
Pantun Jenaka
Aku duduk dengan santai
Sambil membaca buku agenda
Melihat ikan cupang di pantai
Berjemur sembari minum es kelapa
Pantun Nasihat
Tidur siang mimpi peri jahat
Perinya suka makan asinan
Jika ingin hidup sehat
Harus jaga pola makan
Pantun Teka-teki
Ke perpustakaan bersama Tia
Meminjam buku berjudul Kelontang
Coba tebak siapa dia
Di langit malam bersama bintang?
(Jawabannya: bulan)
2. Gurindam
Ciri-ciri gurindam:
a) Berasal dari Tamil (India).
b) Satu bait terdiri dari 2 baris.
c) Satu baris terdiri dari 8-14 suku kata.
d) Bersajak a-a.
e) Berisi nasihat.
Contoh:
Jika masih tak mau berusaha
Jangan harap bahagia di masa tua
3. Karmina
Pengertian puisi karmina rupanya mempunyai nama lain, yaitu pantun kilat. Mengapa dinamakan pantun kilat? Karena karmina ini isinya serupa dengan pantun, hanya saja lebih singkat. Karmina biasa ditulis dengan maksud menyindir seseorang. Karmina atau pantun kilat ini terdiri dari 2 bait. Bersajak a-a.
Contoh:
Ke pasar beli bunga soka
Orang jahat akan masuk neraka
4. Syair
Ciri-ciri Syair:
a) Berasal dari tanah Arab.
b) Satu bait terdiri dari 4 baris.
c) Bersajak a-a-a-a.
d) Berisi nasihat.
Contoh:
Jika hidup suka bermaksiat
Juga masih menjadi manusia laknat
Hingga masih tergoda dengan syahwat
Cepatlah kau untuk bertaubat
5. Talibun
Jika tadi ada Talibun yang masih sejenis dengan pantun. Mengapa Talibun bisa dikatakan bersaudara dengan pantun? Karena dia mempunyai kemiripan dengan pantun. Iya, benar. Talibun ini mempunyai sampiran dan isi. Selain itu, dia juga mempunyai persamaan lain yang akan saya rangkumkan di bawah.
Ciri-ciri Talibun:
a) Satu bait terdiri dari 6-20 baris.
b) Jumlah barisnya genap.
c) Mempunyai sampiran dan isi yang pembagian barisnya setengah dari total baris.
d) Bersajak a-b-c-a-b-c.
Contoh Talibun 8 baris:
Memandangmu si wajah manis
Manis betul seperti gulali
Hingga tak sadar daku menitik pilu
Karena tak bisa rindu ini kutahan
Lama sudah daku menangis
Lama sudah daku mengharapkannya kembali
Namun, kupasrahkan semuanya pada-Mu
Maha cinta yang mengerti segala duka lara kehidupan
6. Seloka
Melihat dari namanya, ada yang tahu nggak nih dari mana asal seloka ini? Seloka ini berasal dari Melayu, seperti karmina. Seloka ini juga mempunyai nama lain. Nama lain seloka ini adalah pantun berkait. Artinya, sambung-menyambung baris 2 dan 4 pada bait pertama, akan diulang lagi di baris 1 dan 3 pada bait kedua. Kemudian, akan disambung lagi dengan baris yang akan membentuk sajak a-b-a-b. Selanjutnya juga sama, baris 2 dan 4 pada bait kedua akan diulang pada hari 1 dan 3 bait ketiga.
Ciri-ciri seloka:
a) Terdiri dari beberapa bait.
b) Baris 2 dan 4 pada bait pertama akan diulang di baris 1 dan 3 bait kedua. Begitu pun selanjutnya.
c) Berisi ejekan, senda gurau, atau sindiran.
d) Bersajak a-b-a-b.
Contoh:
Ke pasar mencari sayur
Beli bayam cukup seikat
Niat menjadi manusia jujur
Kepercayaan mudah didapat
Beli bayam cukup seikat
Masak jangan pakai merica
Kepercayaan mudah didapat
Ketika berkata hindari dusta
Masak jangan pakai merica
Merica tumbuh tiada di taman
Ketika berkata hindari dusta
Pikir tenang jiwa pun nyaman
7. Mantra
Apa yang terpikirkan pertama kali saat mendengar kata mantra? Ucapan atau doa yang digunakan sebelum melakukan sesuatu? Yaps, itu salah satunya. Mantra juga identik dengan aura hitam dan kemisteriusan. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya salah satu puisi lama ini memang berisikan tentang bahasa dan redaksi yang agak menyeleneh. Mantra biasa menggunakan majas metafora dan bersifat esoferik (bahasa yang digunakan antara pembaca dan penulis).
Baca Juga: Cara Mudah Memperlajari Puisi Akrostik Beserta Contohnya
Contoh:
Shang Hai
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembiluku jarakmu merancap nyaring
2. Puisi Kontemporer
Kontemporer berarti waktu kini. Pengertian puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang diciptakan pada waktu kini. Kekinian ini terlihat dari kebebasan puisi kontemporer. Puisi ini tidak terikat oleh bentuk dan rima. Tujuan dari penciptaan puisi ini adalah untuk menyampaikan gagasan. (Menurut KBBI)
Ciri-Ciri Puisi Kontemporer:
1. Beberapa ciri yang melekat pada puisi kontemporer dan membedakannya dengan jenis puisi yang lain adalah:
2. Mempunyai bentuk puisi unik dan khas.
3. Ada beberapa jenis puisi kontemporer yang sulit untuk dibaca hingga diterjemahkan maksud isinya. Karena hanya berupa garis atau tanda baca.
4. Menggunakan idiom (ungkapan bahasa yang tersusun dari beberapa kata) yang tidak lazim.
5. Penulisannya terdapat pengulangan kata, frasa, dan kelompok kata.
6. Terdapat pencampuran bahasa di dalamnya.
7. Gaya bahasa yang digunakan adalah paralelisme (pengulangan kata di setiap baris dalam satu bait) yang juga terkadang dicampur dengan hiperbola.
Macam puisi kontemporer:
1. Mantra
Sesuai namanya, puisi ini masih berhubungan dengan puisi lama mantra dan masih ada menghubungkan dengan kemisteriusan.
Contoh:
Setara Jiwa
Oleh: Wilis Purbo Ningrum
Merah dan putih
Putih dan merah
Merah atau putih
Putih atau merah
Mau merah? Ambil putih
Putih merah
Mau putih? Ambil merah
Merah putih
Mau merah mau putih
Mau putih mau merah
Ya merah ya putih
Ya putih ya merah
Berdua itu satu pasti
Pati, 15 April 2020
2. Puisi Mbeling
Kata "mbeling" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya nakal atau susah diatur. Sesuai namanya, puisi ini tidak terikat ketentuan umum dalam berpuisi. Puisi mbeling ditulis dengan maksud memberikan kritik sosial untuk pemerintahan, menyindir orang lain, dan penulisannya mengutamakan unsur kelakar (bersifat lucu) tanpa ada unsur tersirat.
Penerangan
Oleh: Wilis Purbo Ningrum
Penerangan sekarang
Adalah lampu
Penerangan dahulu
Adalah petromaks
Yang satu mengikuti zaman
Yang satu menginginkan kesederhanaan
Pati, 15 April 2020
3. Puisi Konkret
Puisi jenis ini menonjolkan bentuk grafis pada susunan puisinya. Biasanya menyerupai suatu bentuk tertentu.
Merindumu
Oleh: Wilis Purbo Ningrum
Rindu Rindu
Rin Du
Rin Rin
Du Du
Rin Rin
Du Rin
Du Du
Rin Rin
Du Du
Pati, 15 April 2020
4. Puisi Tanpa Kata
Sesuai namanya, puisi ini ditulis dengan menggunakan simbol, angka, atau garis.
Bangun
Oleh: Wilis Purbo Ningrum
____________b_________
____-a________________
______________-n______
_________-g___________
_________________-u___
______-n____________!!!!
Pati, 15 April 2020
5. Puisi Mini Kata
Puisi ini sangat minim penggunaan katanya. Biasanya puisi mini kata ini dilengkapi dengan huruf, garis, atau tanda baca.
Contoh:
Communication Gap
Oleh: Remy Sylado
Ya
TUHAN
Tuhan Tuhan Tuhan
Tuhan
Tu
Han
Tu
Han
Tu
Hantu
Hantu Hantu
Hantu Hantu Hantu
HANTU
Ay
6. Puisi Multilingual
Puisi yang penggunaan bahasanya lebih dari satu. Bisa bahasa Indonesia misalnya bahasa Jawa, atau bahasa lainnya, tergantung keinginan penyair
Contoh:
MERAPI
merapi…
gagah bak penguasa
asap putih memayungimu
lebat hujan pengawalmu
sejarah laharmu abadi kini
merapi…
saumpamane kowe bisa nguri-nguri
kabeh sing kaleksena ing Tanah Jawi
prilakune manungsa
becik lan ora
marang alam
karunia sang Illahi
7. Puisi Supra Kata
Puisi yang menggunakan kata-kata konvensional dan susunannya dijungkirbalikkan sehingga menciptakan kosakata baru yang belum ditemui sebelumnya. Aspek bunyi dan ritme merupakan hal yang paling ditonjolkan. Puisi ini lebih mirip dengan puisi mantra karena digunakan untuk merangsang timbulnya suasana magis.
Contoh:
GIRISA
Karya: Sides Sudyarto DS
Ya meraja jaramaya
Ya marani niramaya
Ya silapa palasiya
Ya mirado rodamiya
Ya midosa sadomiya
Ya dayuda dayudaya
Ya siyaca cayasiya
Ya sihama mahasiya
8. Puisi Idiom Baru
Kata yang digunakan dalam puisi ini diungkapkan dengan cara baru sehingga mengandung nyawa baru. Idiom yang digunakan dalam puisi ini adalah idiom yang jarang digunakan.
Contoh:
Tidak
keheningan
bukanlah sepi
kesepian
bukanlah sunyi
penderitaan
bukanlah luka
pertanyaan
bukanlah ketidakpercayaan
menghilang
bukanlah ketakutan
firasat
jadi pertanda
kau pergi
tuk selamanya!
3. Puisi Modern (Baru)
Puisi modern (baru) dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu berdasarkan isinya dan berdasarkan bentuknya. Puisi modern berdasarkan isinya dibagi lagi menjadi 7 bagian, yaitu: balada, ode, epigram, romansa, elegi, satire, dan hymne.
a) Penjelasan mengenai Jenis Puisi Baru
a) Balada
Puisi baru jenis ini menggambarkan suatu kisah. Berjumlah 3 bait, di mana setiap baitnya terdiri atas 8 baris. Keunikan puisi jenis balada ini terletak pada sajaknya, yang berbeda dengan persajakan puisi lainnya, yaitu a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian, dilanjut a-b-a-b-b-c-b-c.
b) Ode
Ode ini adalah salah satu jenis puisi baru yang isinya adalah pujian. Meskipun berisi pujian, tetapi ode ini ditulis dengan penggunaan bahasa yang resmi. Namun, jangan salah dulu, meski resmi, puisi ode ini tidak kalah indah dengan puisi lainnya.
c) Epigram
Epigram ini bisa dikatakan salah satu jenis puisi baru yang bijak. Mengapa? Karena puisi ini berisikan tuntunan hidup. Namanya saja tuntunan, isinya berupa amalan-amalan baik yang harus kita kerjakan.
d) Romansa
Pasti sudah ketebak ya isinya tentang apa? Namanya saja romansa, pasti membahas tentang cinta. Jangan salah, ternyata puisi romansa tidak sekadar membahas perihal cinta saja. Di mana di dalamnya hanya tersampaikan rasa bahagia sang penyair. Namun, juga mengenai rasa lain yang berkaitan dengan cinta itu sendiri. Seperti, rindu, candu, kasih sayang, pilu, dan sebagainya.
Baca Juga: Puisi Romansa, Alternatif Bikin Pembaca Baper
Contoh:
Pangeran Senja
Oleh: Wilis Purbo Ningrum
Bagaskara asyik mengintai
Di antara mega yang berlarian digusur anila
Menilik daku yang mematung di rantai rahsa
Beginikah rasanya?
Berjarak 5 cm dengannya si Pangeran Senja
Hingga pair jantungku tak beraturan dibuatnya
Daku dan dikau terlampau dekat
Menumbuhkan harsa yang begitu kuat
Bercampur cumbanarasa yang lihai mencuat
Inginku bersua, tak mau melepas genggaman eratmu
Biarlah akara menjadi saksi yang tak hanya semu
Yang benar menjamu, tak sekadar hadir
Menjadi secuil api di Antara kumpulan salju
Sekarang, doaku satu
Kau menjadi dayitaku
Lalu, ‘kan kupoles kertas putih dengan padika indah
Tentang daku dan Pangeran Senjaku
Pati, 21 Maret 2020
e) Elegi
Puisi elegi ini ternyata kebalikan dari puisi romansa. Jika puisi romansa membahas mengenai cinta, puisi elegi ini membahas mengenai kesedihan, kegalauan, kepiluan. Nah, biasanya orang yang baru saja ditinggal kekasihnya, mendapatkan musibah, atau lagi kecewa karena masalah lainnya dan menumpahkan perasaannya lewat puisi dinamakan elegi.
f) Satire
Satire ini berisikan sindiran yang ditujukan untuk seseorang yang mempunyai jabatan. Biasanya untuk seseorang yang mempunyai jabatan atau orang yang posisinya tinggi.
g) Hymne
Hymne ini mirip dengan Ode. Nah, hymne juga berisikan tentang pujian, tetapi lebih spesifik untuk pujian ini ditujukan kepada siapa saja. Pujian di dalam hymne ditujukan kepada Tuhan, Dewa, Pahlawan, Tanah Air, dan almamater. Hymne menjadi sebuah puisi yang dinyanyikan.
Bagaimana? Sudah faham mengenai jenis-jenis puisi baru di atas? Nah, masih ada satu lagi nih jenis puisi baru. Puisi baru kali ini dikelompokkan berdasarkan bentuknya.
1) Distikon
Satu bait terdiri atas dua baris.
2) Terzina
Satu bait terdiri dari tiga baris.
3) Kuatrain
Satu bait terdiri dari empat baris.
4) Kuint
Satu bait terdiri dari lima baris.
5) Sektet
Satu bait terdiri dari enam baris.
6) Septime
Satu bait terdiri dari tujuh baris.
7) Oktaf/stanza
Satu bait terdiri dari delapan baris.
8) Soneta
Terdiri dari 14 baris. Puisi baru yang satu ini memang berbeda dengan puisi baru lainnya. Karena jumlah barisnya akan dibagi menjadi beberapa bait. Dua bait pertama berisikan 4 baris. Dua bait lainnya berisikan 3 baris. Mengenai Rima, dua bait pertama juga mempunyai kesamaan bunyi dan dua bait lainnya juga mempunyai kesamaan bunyi. Itulah ciri khas dari Soneta itu sendiri.
C. Kesimpulan
Materi pengertian, jenis puisi beserta contohnya ini sudah disampaikan pada agenda Sekolah Literasi Ramadhan 2020 yang diadakan Ruang Sekolah. Dan materi ini pula telah dibukukan dalam antologi materi berjudu Sekolah Menulis.
You must be logged in to post a comment.