Cerpen Dosa

Aku layaknya langit sendu di gulitanya malam ini. Merintih dalam hati, mengikis kepercayaan diri akan sebuah rasa yang seenaknya kembali. Menghujam tepat ulu hati. Meski jiwaku terbakar sebuah rasa sakit, entah mengapa tak membuatmu sadar bahwa aku hangus dalam rasa yang menyulut bilik hatiku terus-menerus.

"Kau tak ucapkan selamat tinggal?" katamu dengan wajah berseri.

Kau akan pergi, aku sendiri lagi, aku akan di temani sepi, lalu untuk apa aku menyelamati? Aku memilih mengubur diri dan berharap tak pernah bangun hingga kau kembali. Tubuhku bergetar di bawah kuasa mata tajammu yang menghukum setiap langkahku dekatimu.

"Kau baik saja, Nona?"

Bagaimana aku baik saja kala kamu sudah tak harapkan aku di sampingmu? Aku gila! Gila sebab kamu yang menekan rasaku kembali ke asalnya --tak diinginkan-- dan aku tak mampu melakukan suatu hal.

"Apakah kamu akan bahagia dan baik saja di sana, Tuan?"

"Mengapa kamu bertanya seperti itu?" tanyamu nampak kebingungan.

Sebab aku tak ingin kamu pergi! Sial, tapi aku tidak ingin menahanmu jika rasamu sungguh hancur dan hilang tak bersisa padaku. Aku tak berdaya.

"Sebab jika tidak aku akan merasa buruk melepasmu, Tuan."

Oh, ampuni dosaku! Aku membohongi diriku dan dirimu kini.

24 Januari 2020

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.

Penulis

Nothin' perfect before unperfect

Tulisan Baru
Feb 19, 2024, 12:11 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:09 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:05 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:03 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:59 AM - Ruang Sekolah