Seperti musuh sendiri
Kau labuhi pandanganmu pada pohon yang berduri
Sedangkan angin sudah siap membawa sapamu
Tapi kenapa sungkan itu masih kau pendam di bawah sanubarimu
Apa harus aku yang menyapa lebih dulu?
Teringat hari yang pernah menyapa lewat senja
Dangan warna kemerah-merahan
Di simpang jembatan
Aku menatapi ujung tombak senja sore itu
Membiarkan segala penat itu bungkam berlalu
Dan melepaskan gundah yang pernah kau ciptakan dahulu
Apa harus aku yang menyapa lebih dulu?
Kau gadis yang lugu
Bisakah kau ucapkan sebaris kata untuk masa nanti?
Masa yang tidak akan pernah menyakiti hati
Sebab segala keringat yang bercucuran ketanah peradaban
Dan doa-doa yang berhamburan
Jiwa yang terkorban, Pikiran yang tenar
Apa harus aku yang menyapa lebih dulu?
Sumenep, 2 Desember 2019
You must be logged in to post a comment.