Akhir Pedih Cinta

Kupandang indahnya mentari pagi

Di balik jendela yang melintas  di sela-sela dedaunan

Kunikmati hangatnya yang bersua,  

Hingga mawar kuning di tepi sumur  mulai mekar dengan keindahannya.

 

Kenapa?

Mentari yang kunanti kini tidak terbit lagi

Kubuka jendela tidak ada lagi kehangatan

Mawar kuning di tepi sumur

Kini telah layu dan hampir mati.

 

Kenapa?

Setelah kuyakin bahwa kau yang kunanti

Lidah memang tak bertulang

Mampu menceritankan manisnya kesedihan tanpa batas

Kini pupus sudah harapanku selama ini

Imajinasi dua tahun lagi untuk mengembalikan tulang rusuk yang telah kau curi itu,

Hanya imajinasi yang tak berimajinasi.

 

 

Moment pemindahan tali berharga

Tepat  lima sentimeter di depan wajah manismu

Yang kunanti hanyalah sebuah hayalan

Bagaikan kupu-kupu yang tidak bersayap

Indah namun tidak untuk kunikmati.

 

Tetap tersenyumlah!

Duhai kau sang pencuri tulang rusukku

Kunanti cerita indah di tepi Pantai Tak Berombak.

Maros, 12 Mei 2020

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments

You must be logged in to post a comment.

Related Articles
Feb 19, 2024, 12:11 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:09 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:59 AM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:55 AM - Ruang Sekolah
Feb 9, 2024, 7:03 PM - Hazna Lilianne
Feb 6, 2024, 6:51 PM -
Penulis
Tulisan Baru
Feb 19, 2024, 12:11 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:09 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:05 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:03 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:59 AM - Ruang Sekolah