5 Alasan Menolak Gaya Hidup Idola Berdampak Negatif Secara Tidak Sadar

Gaya hidup manusia sangat bermacam, mulai dari gaya netral, gaya kaya, gaya miskin dan paling parah adalah gaya sok semuanya meski dirinya tidak ada apa, seolah ada apanya. Gaya hidup ini yang mencerminkan dirinya, baik tutur kata, tingkah laku dan sikapnya. Gaya seperti ini sering kita temukan di sekitar, tentu sebagai manusia yang berpikir, mampu menilai mana gaya yang baik dan gaya buruk.

Menurut Wikipedia, gaya hidup manusia sangatlah dinamis, yaitu tergantung dari zamannya atau seseorang berkeinginan mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu.

Baca Juga: Bangkit atau Menyerah, Pilihan Ada di Tanganmu

 

Pada kenyataanya, manusia mampu meniru gaya hidup orang lain. Di zaman sekarang ini, gaya hidup manusia meniru gaya hidup para artis atau idola, baik cara berpakaian, rambut yang diikal, anting, gaya berjalan dan lainnya. Meskipun terlihat keren, namun meniru gaya hidup orang lain berdampak fatal bagi dirinya.

Sementara gaya hidup yang ditiru kebanyakan orang adalah gaya hidup yang bersifat negatif meski terlihat modern dan gaul. Tanpa mereka sadari, dirinya telah terhipnotis lewat penampilan idola sehingga mau tidak mau, meniru menjadi kewajiban.

Contoh kecilnya, ada seorang artis nan kaya raya. Setiap harinya akan berpenampilan lebih baik ketimbang hari esok. Maka, dia pergi ke salon rambut dengan biaya yang mahal untuk memodel rambutnya menjadi memancung ke atas dan disemer warna-warni. Setelah selesai, dia keluar untuk memperlihatkan penampilannya pada para idola, dengan tujuan dirinya terangkat dan menjadi sorotan publik. Tentu sebagai idola artis tersebut, energi penampilan sang idola akan merasuki dan berkeinginan meniru sang artis. Iya, jika mereka kalangan orange lit masih mampu membiayai, lalu bagaimana dengan kalangan kelas bawah? Apakah mampu meniru sang idola pergi ke salon dengan biaya jutaan rupiah?

Baca Juga: Restorasi Nilai peradaban Integritas dalam kehidupan manusia

 

Di sinilah daya berpikir dan menganilis kita dimanfaatkan. Manusia diciptakan dengan kesempurnaan di bandingkan makhluk Tuhan yang lain. Ia bisa berpikir dan menganalisis hingga menciptakan inovasi baru. Sebagaimana dalam Firman Tuhan dalam Al-quran Surat AL-Baqarah diceritakan, bagaimana Allah menciptkan pemimpin di bumi tapi malaikat menolaknya, sebab manusia pasti menghancurkan dan  terjadi pertumpahan darah. Namun Allah menjawabnya, bahwa hanya Ia-lah yang tahu atas ciptan-Nya.

Di dalam firman selanjutnya, sebagai bukti ketegasan bahwa Allah menciptakan manusia bukan tiada maksud, melainkan Allah berikan otak yang membedakan dengan makhluk ciptaan yang lain. Maka, di firman itu, Allah menyuruh Adam untuk memnyebutkan semua benda di Surga yang tidak bisa dijawab malaikat. Kemudian, para malaikat terkagum-kagum sama Adam. Lalu Allah perintahkan semua makhluknya untuk bersujud kecuali iblis. Iblis inilah yang membisikkan gaya hidup negatif pada manusia agar ia jauh dari Allah.

Pembuktian ini, jelas terdapat dalam firman yang lain, bahwa bagaimana Iblis membisikkan rasa kenikmatan pada Hawa untuk menyuruh memakan buah khuldi, yaitu buah yang dilarang oleh Allah. Tapi, Adam dan Hawa melanggar aturan Allah, sehingga mereka diusir dari surga hingga ke bumi.

Artinya dalam cerita Firman Allah dalam Al-Quran tersebut, bahwa meski manusia memiliki otak untuk berpikir, mana yang baik dan mana yang buruk, tapi hanya lewat bisikan mereka di usir dari surga. Kaitannya dengan gaya hidup adalah meskipun manusia bisa menilai bahwa gaya hidup artis terlalu mahal, namun hati ini akan terus membrontak untuk melakukan meskipun bertolak belakang dengan kehidupannya. Bahwa pikiran akan kalah dengan hati. Jika hati sudah terkendali, maka otak tak mampu bergerak. Sebaliknya, otak dikuasi, maka hati dengan mudah memberontak untuk mengubahnya.

Berbeda halnya, kita meniru gaya hidup orang lain segi postif, misalnya: semangat belajar, menulis, menuntut ilmu, pakaian sederhana tapi berwibawa, sikap yang sopan-santun pada orang lain dan sebagainya. Gaya hidup tersebut yang nantinya akan menjadi karakter kita sendiri dan menjadi kebiasaan yang mampu mengubah dari negatif menjadi postitif.

Maka di sini, saya akan mengulas beberapa alasan menolak meniru gaya hidup orang lain yang cendrung negatif tapi kita tidak menyadari.

1. Gaya Hidup Manja

Sering kita lihat gaya hidup manja dari seseorang. Dia manja melakukan sesuatu untuk meniru gaya hidup orang lain yang terlihat modern dan gaul. Maka, dia memanjakan dirinya sendiri atau orang lain untuk mencapai apa yang diinginankannya. Bisa dilihat di sekitar kita, seorang anak merengek manja untuk menyamakan dirinya dengan idolanya, meskipun penghasilan orang tua tak seberapa. Apa daya, mana mungkin orang tua tega mendengan rengekan sang anak, mau tidak mau ia akan melakukan apa pun demi sang anak meski dengan berhutang.

Baca Juga: Pendidikan Karakter Anak Nomor 1 daripada Pendidikan Akademisi

 

2. Berawatak Keras seperti Batu

Watak keras mampu diubah, tapi jika menjadi batu maka butuh waktu lama untuk menghancurkannya. Memang benar teori mengatakan, bahwa manusia lebih dominan keinginan daripada kebutuhan. Buktinya saja, keinginan manusia dalam suatu barang sangat banyak, ingin ini dan ingin itu. Namun kebutuhannya sedikit. Oleh karena itu, keinginan untuk meniru gaya hidup sang idola tak tercapai, maka dia akan berwatak keras. Baik keras dalam dirinya, karena gagal menseratakan sang idola sampai menyakiti diri sendiri atau keras pada orang tua karena tidak mewujudkan keinginannya.

3. Cenderung Berpikir Negatif

Cenderung berpikir negatif ini yang mampu mengubah energi positif yang terdapat dalam tubuh. Misalnya, dia akan berlagak sok di muka bumi ini, sementara di atas langit masih ada langit dan menganggap semua orang rendah. Berpikir seperti inilah yang dapat mengubah nasib dianggap rendah di mata orang lain. Banyak di sekitar kita, orang yang sombong atas penampilannya, sementara temannya dianggap kere tak ada gunanya. Sadar atau tidaknya, teman-teman yang dulunya sayang akan menjauh sebab merasa dikucilkan dan direndahkan.

4. Berlebihan dalam Berpenampilan

Agama tidak memperbolehkan berlebihan dalam berpenampilan. Orang yang cenderung berlebihan mengakibatkan dirinya tersesat dan berbeda dengan orang lain. Perbedaan inilah di kalangan masyarakat dianggap gila atau tidak waras. Contoh kecilnya saja, seseorang berpenampilan seperti artis dengan rambut yang cikal. Lalu, melihat idola lainnya memakai anting, maka ikut beranting juga, kemudian melihat idolanya memakai celana bolong, maka mengikuti juga dan sebagainya. Dari situlah, perbedaan dalam diri dapat mengubah sikap dan sifat dirinya dan dijauhi orang lain karena terlihat berbeda.

5. Gila Pujian

Seorang yang memiliki gaya hidup yang waw dan top. Maka, dia akan semakin menggila dengan gaya hidup tersebut apabila ada orang yang memujinya. Pujian yang diberikan orang lain bukan maksud pada sikap dan prilakunya, akan tetapi pada penampilannya yang menarik. Tentu yang bersangkutan akan terlihat sombong dan menyepelakan oran lain, bahwa mereka yang memuji tiada beda dengan sampah.

Dari lima alasan di atas menjadi dasar kenapa yang berpenampilan netral lebih dianggap lebih baik daripada penampilan bagus tapi menganggap orang lain sampah. Dari sinilah gaya hidup itu muncul lewat penampilan sang idola tanpa kita memfilter, apakah penampilan tersebut bermanfaat atau tidak.

Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!

Comments
Nurul Jannah - Feb 16, 2020, 10:23 PM - Add Reply

Anak yang baik, adalah ia yang mampu berdiri sendiri memegang kometmen dan prinsip tanpa meniru gaya orang yang tentu ada salah dan benarnya juga. Saya tangkap dari materi di atas, bahwa meniru itu boleh, tapi tirulah orang yang memiliki prisip, maka kamu menjadi orang yang berprinsip.

You must be logged in to post a comment.

You must be logged in to post a comment.

Related Articles
Penulis

Admin Ruang Sekolah

Tulisan Baru
Feb 19, 2024, 12:11 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:09 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:05 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 12:03 PM - Ruang Sekolah
Feb 19, 2024, 11:59 AM - Ruang Sekolah